Sunday, January 6, 2013

Just In Time (JIT) dan Kanban

By
JIT dan Kanban merupakan metode lain untuk menentukan jumlah persediaan* yang paling tepat bagi perusahaan dalam mengelola kegiatan operasi.


Just in Time (JIT), adalah cara produksi dengan menentukan jumlah produksi berdasar jumlah barang yang benar-benar diminta, pada saat ada permintaan dengan tepat waktu. Filosofi JIT digunakan pertama kali di Jepang oleh Toyota, kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur di Jepang dan Amerika Serikat seperti Hewlett Packard, IBM dan Harley Davidson.

Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan perusahaan secara terus-menerus dengan tanggap terhadap perubahan dan mengurangi pemborosan. Ada empat aspek pokok dalam konsep JIT, yaitu:
  1. Menghilangkan semua aktivitas dan surnber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan 
  2. Menjaga komitmen terhadap kualitas
  3. Mendorong perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
  4. Menyederhanakan aktivitas invisible dan meningkatkan aktivitas visible yang memberikan nilai tambah.
Sistem ini ciri-cirinya antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Pemindahan material dengan pull method, artinya pemindahan material dari bagian satu ke bagian berikutnya didasarkan atas jumlah yang dibutuhkan saat ini saja. Penentuan jumlah produksi juga hanya didasarkan atas permintaan yang sekaraag ada saja, tidak didasarkan pada ramalan penjualan. 
  2. Kualitas produk harus selalu bagus, dengan cara quality circle, yaitu setiap barang yang dihasilkan di setiap bagian atau tahapan produksi harus selalu bagus. Kalau tidak memenuhi persyaratan kualitas haras ditolak. Hal ini akan meminimumkan kerasakan barang
  3. Jumlah pemesanan harus rendah, untuk meminimumkan jumlah barang yang ada di dalam pabrik. 
  4. Beban kerja seimbang sesuai kapasitas kerja mesin. 
  5. Standardisasi komponen dan metode kerja, artinya komponen yang dipergunakan harus ada keseragaman ukuran, bentuk, dan sifat lain, sehingga dapat digunakan untuk beberapa macam produk. Metode kerja yang standar akan memudahkan para karyawan bekerja, dan meningkatkan efisiensi kerja. 
  6. Hubungan dengan supplir dekat, untuk menjaga pemenuhan kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu supaya ready stock.
  7. Sumber daya manusia fleksibel, dapat melaksanakan beberapa macam pekerjaan, untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan kekurangan tenaga kerja atau kemacetan pada suatu pusat kerja.
  8. Produksi berfokus pada produk, artinya perencanaan proses serta arus barang sesuai dengan urut-urutan pekerjaan dalam membuat suatu barang. 
  9. Automatisasi 
  10. Preventife maintenance.
Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan JIT antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebagai akibat adanya penghapusan kegiatan seperti penyimpanan persediaan.
  2. Mengurangi ruangan atau gudang untuk penyimpanan barang.
  3. Mengurangi waktu set up dan penundaan jadwal produksi. 
  4. Mengurangi pemborosan baraag rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya.
  5.  Mengurangi lead time karena ukuran lot yang kecil.  
  6. Penggunaan mesin dan fasilitas produksi lebih baik.  
  7. Dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dengan supplier.  
  8. Layout pabrik menjadi lebih baik. 
  9. Integrasi  dan komunikasi  diantara fungsi-fungsi  manejemen menjadi lebih baik. 
  10. Pengendalian kualitas dalam proses.
Adalah catatan-catatan untuk mengendalikan arus produksi dalam pabrik. Sistem kartu yang berisi catatan ini menunjukkan instruksi bagi karyawan tentang apa yang harus diproduksi, jumlahnya, dan kapan harus dikerjakan. Sistem Kanban digunakan untuk mengendaiikan produksi melalui penggunaan tanda-tanda atau kartu-kartu sehingga dapat memastikan bahwa komponen komponen atau bahan-bahan tersedia pada saat dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk efisiensi produksi dengan menekan jumlah bahan dalam proses dan jangka waktu penyelesaian proses produksi.

Sistem Kanban dasar menggunakan tiga kartu, yaitu:
1. Kartu Penarikan (Withdrawl Kanban)
Kartu ini digunakan untuk menentukan jumlah yang digunakan untuk proses selanjutnya yang harus diambil dari proses sebelumnya.
 
2. Kartu Produksi (Production Kanban)
Kartu ini dipakai untuk menentukan jumlah yang harus diproduksi pada proses sebelumnya.

3. Kartu Penjual (Vendor Kanban)
Kartu ini digunakan untuk memberitahu para pemasok agar mengirimkan komponen-komponen atau bahan-bahan sejumlah tertentu dan menentukan kapan komponen-komponen atau bahan-bahan tersebut diperlukan.
Facebook Twitter Google+

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment